Justin Chiah, Direktur dan General Manager, Aruba Asia Tenggara & Taiwan dan Robert Suryakusuma, Country Manager, Aruba Indonesia
CHIP.co.id - Anda termasuk karyawan yang gemar
menggunakan perangkat mobile di mana saja Anda berada? Sebuah penelitian
“Mobility, Performance and Engagement” yang dilakukan oleh The
Economist Intelligence Unit (EIU) menunjukkan suatu hubungan terukur
antara lingkungan kerja mobile-first dan peningkatan keterlibatan
karyawan. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa para CIO dapat
mendorong peningkatan kinerja bisnis melalui strategi-strategi mobile
yang dikembangkan dan dilaksanakan dengan tepat.
Justin Chiah, Direktur dan General Manager, Aruba Asia Tenggara &
Taiwan mengungkap penelitian yang disponsori oleh Aruba, anak perusahaan
Hewlett Packard Enterprise kepada media hari ini (3/8) di Hotel Mulia,
Jakarta. Dikatakan Justin, perusahaan-perusahaan yang dinilai oleh para
karyawannya sebagai “pelopor” dalam cara perusahaan mendukung teknologi
mobile mengalami kenaikan dalam hal produktivitas (16%), kreativitas
(18%), kepuasan (23%), dan loyalitas (21%), apabila dibandingkan dengan
perusahaan-perusahaan yang dinilai buruk dalam mendukung teknologi
mobile.
Hasil survei 1.865 karyawan secara global ini juga menunjukkan bahwa
banyak pekerja mengakui keuntungan-keuntungan dari lingkungan kerja yang
optimal secara mobile.
Analisis EIU bermaksud untuk menunjukkan bagaimana adopsi luas akan
teknologi mobile memiliki dampak terhadap hasil-hasil bisnis. Sejumlah
tren-tren utama jelas terlihat, di antaranya:
BEKERJA KAPAN SAJA, DI MANA SAJA
• Kemampuan untuk bekerja kapan saja, di mana saja dianggap memiliki
dampak tunggal terbesar pada produktivitas karyawan, dengan 49%
responden mengatakan bahwa hal itu memiliki dampak terbesar pada
produktivitas mereka.
• Selain itu, 38% responden menganggap hal tersebut memiliki dampak terbesar pada seberapa puas mereka dengan atasan mereka.
KEMAMPUAN UNTUK BERKOLABORASI
• Secara global, kemampuan untuk berkolaborasi secara efektif
dinilai sebagai faktor yang paling penting yang mempengaruhi kreativitas
(38%). Sepertiga dari responden mengatakan hal ini memiliki dampak
terbesar pada loyalitas mereka.
• Untuk membantu mendorong kolaborasi yang lebih baik, 42%
perusahaan saat ini menggunakan sarana-sarana kolaborasi digital yang
berfungsi di ponsel. Persentase ini meningkat hingga 56% di Inggris.
Aplikasi mobile messaging, seperti Whatsapp, juga digunakan untuk
bekerja oleh 31% perusahaan. Jumlah ini memuncak hingga 66% di
Singapura.
AKSES TERHADAP INFORMASI MOBILE
• 42% karyawan mengatakan bahwa kemampuan untuk mengakses informasi
dengan cepat dan mudah memiliki dampak terbesar pada tingkat
produktivitas mereka.
• Saat ini, 54% perusahaan menyediakan akses terhadap jaringan
perusahaan dari perangkat mobile apa pun untuk mendukung bekerja di mana
saja di kantor atau secara jarak jauh.
KEBEBASAN TEMPAT KERJA
• Bagi 32% karyawan, dapat bekerja di mana saja di dalam kantor
merupakan faktor penyumbang terbesar bagi kreativitas mereka, yang
berarti sebuah perusahaan berpotensi untuk memperoleh hasil kerja yang
lebih kreatif hanya dengan menawarkan beberapa pilihan. Sementara itu,
29% karyawan menyatakan bahwa fleksibilitas tempat kerja membuat
perbedaan terbesar terhadap loyalitas mereka.
• Untuk mendorong kebebasan ini, laporan EIU menemukan bahwa 46%
perusahaan kini menawarkan lingkungan hot-desking dengan konektivitas
mobile di lokasi mana pun, yang menunjukkan bahwa lebih banyak
lingkungan kerja kolaboratif sedang meningkat. Inggris menawarkan
tingkat tertinggi hot-desking (54%) diikuti oleh Australia dan Jerman
(keduanya sebesar 53%).
MOBILE BUKAN HANYA UNTUK KAUM MILLENNIAL
Penelitian EIU menemukan bahwa usia para responden bukan merupakan
faktor bagaimana teknologi mobile berdampak terhadap kinerja dan
keterlibatan mereka. Bahkan, penelitian tersebut menghalau gagasan
populer bahwa bekerja secara mobile adalah ranah generasi muda.
Kenyataan ini membuat perusahaan-perusahaan menjadi semakin perlu untuk
menempatkan teknologi mobile sebagai prioritas utama.
Perbedaan terjadi antara responden yang menganggap diri mereka sebagai
pengadopsi awal teknologi, merekalah yang Aruba definisikan sebagai
#GenMobile, serta mereka yang menganggap diri mereka sebagai penyerap
yang sangat lamban. Pengadopsi awal secara signifikan lebih mungkin
untuk melaporkan bahwa teknologi mobile membuat mereka lebih produktif
(72% dari kelompok ini setuju dengan pernyataan ini, dibandingkan dengan
50% dari para penyerap yang lamban), lebih puas (59% versus 48%), lebih
kreatif (52% versus 40%), dan loyal kepada atasan mereka (44% versus
31%).
Namun, para responden #GenMobile ini juga lebih menuntut. Sebanyak 40%
mengatakan mereka tidak akan pernah bekerja untuk sebuah perusahaan yang
tidak mengizinkan mereka untuk menggunakan perangkat mobile mereka
sendiri dalam bekerja, dibandingkan dengan 22% dari seluruh karyawan.
Untuk memandu para CIO dalam berpikir tentang bekerja secara
mobile-first dengan cara-cara yang dapat berdampak secara positif bagi
pendapatan perusahaan, Aruba telah mengembangkan cetak biru CIO untuk
menciptakan lingkungan-lingkungan mobile yang menguntungkan.
Source:
http://chip.co.id/news/technology-corporate-web_internet/16767/bekerja_secara_mobile_dukung_produktivitas_dan_kreativitas_karyawan